Sudah terlalu lama. Ada beberapa kejadian yang pernah kita lewati
saat terpisah, kesalah pahaman, komunikasi yang berkurang, cemburu, dan masih
banyak hal yang membuat kita sulit mengerti. Dan semua itu, menyakitkan.
Bukan menyakitkan, ini hanyalah proses bagaimana kita menyikapi
masalah demi masalah yang menjadikan kita tabah, dewasa akan waktu yang tidak
sebentar, perpisahan. Bukankah setiap perpisahan pasti akan ada pertemuan
kembali(bagi kita yang LDR) dan menggantungkan penantian yang menyakitkan pada
pertemuan yang membahagiakan, ah aku rindu pertemuan itu.
Jelas kita terluka, tapi luka itu harus diobati, pertemuan bukan?
Benar, tapi setiap pertemuankan butuh waktu, dan waktu yang menentukan. Bukan
kita. Banyak rencana yang kita buat lalu rencana itu gagal, karena waktu yang
belum mengijinkan. Jadi untuk apa membuat rencana yang pada akhirnya membuat
luka itu semakin membesar. Yakin saja, pertemuan itu akan ada, hanya kita yang
harus sabar menunggu.
Ada banyak kegiatan yang seharusnya kita lakukan saat terpisah
seperti ini, dan kegiatan itu yang membuat rindu teralihkan. Justru membuat
kita tidak memikirkan yang disana, yang disana hanyalah orang yang sudah ada di
hati. Dia tetap menjaga apa yang kita jaga disini, semua pada keyakinan dan
kepercayaan masing-masing, untuk tetap berfikir kalau disana baik-baik saja.
Jangan pernah memberatkan apa yang sudah terjadi, seperti
perpisahan. Sedih saat terpisah hanya akal-akalan yang membuat kita semakin
terpuruk dan tak ada penyelesaiannya. Percuma melamun, merengek bersedih
sepanjang hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tidak akan membantu apa arti dari kesedihan,
selain waktu. Dan waktu itu harus digunakan sebaik mungkin. Agar waktu berbaik
hati, kita juga harus berbaik hati kepadanya dengan mencari kesibukkan yang
positif. Sendiri hanya mengundang rasa sesal. Sepi hanya mengundang
lipatan-lipatan kesedihan lainnya, apa lagi saat terpisah seperti ini. Nikmati
penantianmu dengan kesibukkan.
Terima kasih.