Kamis, 11 Juli 2013

Cerita Bahagia dari Medan ke Papua

Awalnya aku hanya mengenal dia sebagai senior aku di SMA dulu dan pernah jadi ketua OSIS. Itu sudah 9 thn lalu,dan sekalipun tidak pernah bertegur sapa.

November 2011 secara tidak sengaja kita iseng chatting di skype dan ternyata dia akan pulang cuti,dan disitu aku tahu dia kerja di Papua. Cukup jauh dari Medan,kota asal kami. Entah kenapa kami cepat akrab dan besoknya aku malahan menjemput dia di bandara.

Selama seminggu kami cepat akrab dan tanpa basabasi memutuskan utk bersama,selesai cuti diapun kembali ke Papua. Kebahagiaan tdk berlangsung lama karena ternyata dia pernah hampir menikah dan mantan tunangannya melabrak aku menuduh aku pengganggu. Selanjutnya kami menjalani hubungan terseok-seok bukan hanya karena LDR tp juga masalah yg muncul bertubi-tubi dari pihak mantan tunangannya,dan aku menghadapinya sendiri,tanpa dia disampingku.


Ternyata kami mampu bertahan melaluinya,dengan penuh kesabaran dia selalu menunjukkan kesungguhannya,dia rela tidak tidur tiap hari dgn perbedaan waktu 2 jam padahal harus ke kantor esok hari hanya demi memperhatikan aku yang selalu diteror mantan tunangannya.


Semua pengorbananku dan dia tidak sia-sia,menginjak bulan kelima kami memutuskan untuk menikah. Sungguh lucu dengan umur hubungan yang masih sebegitu singkatnya.


Akhirnya 14 April 2012 kemarin,kami melangsungkan pernikahan,dan sesuai dengan impianku pernikahan di pinggir pantai di Bali. Semoga dengan cerita ini, orang yang membaca yakin bahwa jarak tidaklah menjadi hambatan untuk tetap saling percaya walau apapun hambatan yang datang mengganggu.

Thank You :)

Acc twit saya @lindaaritonang suami saya @ogapurba

3 komentar:

Silahkan, berkomentar. Usahakan konteks penulisannya yang rapi, ya. Biar enak diliat. Oiya jangan lupa beli buku Long Distance Hearts 1 dan 2 di toko buku terdekat. :*