Hallo, namaku Verra, aku ingin
berbagi sedikit kisah LDR yang aku alami dengan pacarku, Denny. Walaupun hanya
beda pulau, aku di Jakarta dan Denny di Medan, semoga kisahku ini memberi
inspirasi dan penguatan untuk kalian para distancer.
Aku dan Denny sudah berpacaran
sejak kelas 2 SMA, sekitar 7 tahun yang lalu. Sejak awal memang kami sudah
sepakat untuk serius dan tidak main-main untuk hubungan ini. Sama seperti
hubungan lainnya, hubungan kami pun sering terbentur berbagai masalah, cemburu,
terlalu sibuk, sampai orangtua yang tidak menyetujui hubungan kami. Namun semua
itu dapat teratasi karena kami selalu memegang teguh untuk tidak
membesar-besarkan masalah yang dapat diselesaikan dengan cepat. Namun, semuanya
berubah 2 tahun yang lalu saat ia mendapatkan pekerjaan impiannya dan
mengharuskannya menetap di Medan.
Malam sebelum kepergiannya ke
Medan, Denny mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja, kita masih bisa
berkomunikasi lewat handphone dan jarak Jakarta-medan hanya 2jam dengan
pesawat. Aku mencoba mempercayai kata-katanya dan meyakinkan diriku semua akan
baik-baik saja, walaupun dia berangkat ke Medan saat aku paling membutuhkannya
karena aku sedang skripsi. Aku pun tidak bisa mengantarnya ke bandara dan
merelakan dia pergi ke medan sendirian.
Di awal hubungan kami yang
berjarak, semua baik-baik saja. Komunikasi lancar dan kami masih sering videocall. Namun semuanya berubah saat
dia mulai sibuk bekerja, komunikasi sangat tidak lancar, bertengkar setiap
hari, setiap perkataan penuh dengan kecurigaan. Dan aku harus berhadapan dengan
pekerjaannya yang mengharuskan berhubungan dengan banyak orang, aku mulai
khawatir dia selingkuh. Memang ada beberapa masalah yang menyangkut dengan
keberadaan orang ketiga dan memicu pertengkaran hebat sampai kami memutuskan
berpisah, namun Denny berusaha menjelaskan kalau dia tidak pernah selingkuh
terhadap aku, dan dia berusaha mendapatkan aku kembali. Akhirnya kami kembali berhubungan dan
menjalin kasih kembali.
Sampai akhirnya masalah terbesar
muncul, saat awal tahun 2014 keluargaku mulai mempertanyakan keseriusan Denny,
karena dia tidak pernah datang ke rumah untuk menyatakan keseriusannya
dihadapan keluargaku. Oya, di keluarga aku adalah anak terakhir dan memiliki
tiga orang kakak laki-laki. Kakak-kakak dan ibuku memintaku untuk bertemu
dengan laki-laki lain pilihan keluargaku. Keluargaku berusaha menjodohkan aku
dengan laki-laki lain. Pada awalnya, aku tidak memberitahu Denny masalah ini
agar Denny tidak terlalu memiliki beban pikiran yang berat. Namun kelamaan aku
tidak sanggup menanggungnya sendiri dan aku menceritakan semuanya. Denny tentu
saja sangat kecewa dan marah. Bahkan ibuku terang-terangan memintanya untuk
menjauhi aku karena aku akan dinikahkan dengan laki-laki lain. Tanpa pikir
panjang, Denny langsung kembali ke Jakarta dan bertemu dengan keluarga aku.
Datangnya Denny kerumahku, menimbulkan konflik besar-besaran. Denny
dimarah-marahi dan diusir dari rumah, dan aku tidak diperbolehkan keluar rumah
sama sekali. Denny pun menceritakan permasalahn ini kepada orangtuanya. Diluar
dugaan orangtua Denny memberikan semangat agar Denny tidak menyerah
memperjuangkan aku. Denny kembali lagi ke rumah dan hasilnya tetap diusir.
Akhirnya karena tidak bisa
meninggalkan pekerjaan terlalu lama, Denny kembali ke Medan dengan berat hati.
Aku tidak bisa menghubungi dia sama sekali karena handphone disita oleh
keluarga. Aku dipaksa bertemu dengan laki-laki pilihan keluargaku walaupun aku
sudah menolak mentah-mentah. Tiga bulan berlalu dan itu merupakan bulan
terberat dalam hiduku, aku tidak boleh keluar rumah dan tidak dapat
berkomunikasi dengan Denny. Tidak disangka, Denny kembali pulang ke Jakarta
untuk bertemu dengan keluargaku. Saat itu Denny tidak memaksa keluargaku untuk
merestui hubungan kami, ia hanya menjelaskan bahwa ia peduli akan kebahagiaan
aku, dan ia tau bahwa aku hanya bahagia bila bersamanya. Denny pun
mempertanyakan apakah keluargaku akan tega melihatku tidak bahagia menikah
dengan laki-laki lain. Akhirnya keluargaku melunak, dan kami semua pergi ke
rumah salah seorang Ustadz keluarga untuk membicarakan masalah ini. Ustadz itu
pun mengatakan pernikahan tidak boleh didasarkan pada keterpaksaan, dan
sebaiknya keluargaku merestui hubunganku dengan Denny karena Denny laki-laki
yang baik dan bertanggung jawab.
Singkat cerita, Alhamdulillah aku
dan Denny direstui walaupun harus berjuang demikian berat, dan mengejar restu
ibuku sampai ke Kebun Raya Bogor, memohon-mohon restu disana J tapi semua itu
terbayar dengan restu yang diberikan keluargaku dan insyaAllah kami akan
menikah dalam waktu dekat.
Semoga kisahku ini memberikan
penguatan bahwa jarak bukanlah sebuah hambatan, jarak hanya kesempatan yang
disediakan Allah untuk memantaskan diri satu sama lain, sebelum akhirnya kisah
kasih disucikan Allah dalam pernikahan.
***
Untuk temen-temen yang mau kirim kisah LDR-nya, silahkan baca ketentuannya di sini, ya. Semoga nanti kisahnya menginspirasi temen-temen yang LDR juga. Buktiin kalau kita memang engga sendirian.
Tips biar makin LDR-an: klik di sini coba biar sadar dan engga sering berantem sama pacar nonton ini deh.
Assalamualaykum distancer..
BalasHapusWaaaaa sudah di post disini yaaa kisah aku, jadi terharuuu :')
Mudah-mudahan bisa jadi motivasi dan penyemangat buat teman-teman distance fighter ya! :D
Keep in fighting,
Love, Verra&Denny
kakak, aku suka banget sama blog kaka, apalagi voice blognyaaaa, sering sering ngepost coice blognya dong kaka. enak banget didenger. bikin tenang ka cerita cerita dan nasehat kaka. kalau mau curhat sma kaka bsa ga sih kak? gmn caranya kak? :)
BalasHapusKapan yaa aku bisa kayak mbak vera mendapatkan seseorang yg bisa bener" mencintai dan benar" berjuang demi cinta.. Ngiri.. :)
BalasHapuskeren keren jadi ngiri..
BalasHapusmampri ya ke blog gue di muhammaddicka.blogspot.com
Waw mba verra hebat sekali..btw saya bisa curhat curhat gak ni? Hehehe..
BalasHapuskeren banget kak ceritanya
BalasHapusjenis excavator komatsu