Yang mau baca part I silahkan klik di sini.
Selamat pagi...
Aku tak perlu memberi kabarmu lagi, ya, seperti perbincangan pada awal-awal kita memulai cinta, aku yakin kita cukup dewasa akan hal "mengabari-dikabari", dan aku yakin lagi, kau sudah gunakan rasa kepercayaanmu untuk saling mengerti. Pastinya kau percaya bahwa aku baik-baik saja di sini. Kau pasti mengertikan bagaimana kesibukkanku yang begitu banyak menyita waktu, dan kau teralihkan olehnya. Maaf, mungkin ini terkesan egois. Kau pasti beranggapan aku cuek dan seakan tak peduli denganmu. Tenang saja, setiap apa yang aku lakukan di sini aku tetap memikirkanmu, dan aku tak ingin menyampaikan rindu padamu, kalau rindu ini aku sampaikan padamu, aku bisa menebak siapa yang akan memulai mengeluh dan memulai meributkan hal-hal kecil. Seperti siapa yang meninggalkanmu dan siapa yang merasa bersalah atas jarak.
Selamat siang...
Aku sudah menerima kabar darimu tadi pagi, tapi aku tak perlu membalasnya, dan kau kabari aku lagi siang ini, bukan berlebihan bukan juga aku membiarkanmu, aku percaya kalau kau baik-baik saja di sana. Tapi kau perlu tahu, aku sibuk dan aku lakukan semuanya dengan sendiri dengan baik-baik tanpa ada yang pengkhianatan cintaku di sini. Aku juga tahu, rasa percayamu akan pudar jika aku membiarkanmu melakukan apapun dengan sendiri, aku percaya kau akan berhenti berharap karena kau tak bisa menjadikan apa yang kau mau. Terlebih, aku akan percaya jika kau tak terlalu berharap aku akan mengabarimu setiap saat. Percaya aku, aku baik-baik saja di sini. jangan terlalu egois dengan keinginan rindumu, dan jangan terlalu egois dengan rindumu. Aku tau kau rindu, tapi apa kau bisa mengerti sedikit dengan beberapa kerjaanku. Mengerti bahwa pekerjaanku di sini demi kamu juga.
Selamat malam...
Aku sudah melakukan rutinitas kita, menelponmu, bercerita banyak apa yang kita lakukan seharian ini, memberi pendapat apa yang akan kita lakukan esok. Tapi, aku terlalu benci dengan rutinitas kita, semu, tak berkembang dan terlalu mudah bosan. Apa kau ada ide dengan semua yang pernah kita lakukan saat berjauhan seperti ini? Ide supaya kita tak terlihat begini-begini saja? Pertemuan? Ah, kau gila, pertemuan itu memakan hati, terlalu dibohongi dengan harapan yang tak ada kepastian. Bisa saja pertemuan itu ada, apa kau tega dengan pekerjaanku di sini, kutinggalkan begitu saja. Untuk hal seperti ini kita tak perlu egois ya. Untuk menyalahkan siapa dan siapa. Akupun rindu kau, tapi pertemuan itu bukanlah hal yang mudah. Semua butuh rencana yang kita sendiri saja tidak tahu kapan? Atau mungkin kejutan, entahlah, yang pasti waktu yang akan menjawab pertemuan itu. Yang harus kita lakukan adalah bersabar, sabar.
Selamat pagi...
Aku tak perlu memberi kabarmu lagi, ya, seperti perbincangan pada awal-awal kita memulai cinta, aku yakin kita cukup dewasa akan hal "mengabari-dikabari", dan aku yakin lagi, kau sudah gunakan rasa kepercayaanmu untuk saling mengerti. Pastinya kau percaya bahwa aku baik-baik saja di sini. Kau pasti mengertikan bagaimana kesibukkanku yang begitu banyak menyita waktu, dan kau teralihkan olehnya. Maaf, mungkin ini terkesan egois. Kau pasti beranggapan aku cuek dan seakan tak peduli denganmu. Tenang saja, setiap apa yang aku lakukan di sini aku tetap memikirkanmu, dan aku tak ingin menyampaikan rindu padamu, kalau rindu ini aku sampaikan padamu, aku bisa menebak siapa yang akan memulai mengeluh dan memulai meributkan hal-hal kecil. Seperti siapa yang meninggalkanmu dan siapa yang merasa bersalah atas jarak.
Selamat siang...
Aku sudah menerima kabar darimu tadi pagi, tapi aku tak perlu membalasnya, dan kau kabari aku lagi siang ini, bukan berlebihan bukan juga aku membiarkanmu, aku percaya kalau kau baik-baik saja di sana. Tapi kau perlu tahu, aku sibuk dan aku lakukan semuanya dengan sendiri dengan baik-baik tanpa ada yang pengkhianatan cintaku di sini. Aku juga tahu, rasa percayamu akan pudar jika aku membiarkanmu melakukan apapun dengan sendiri, aku percaya kau akan berhenti berharap karena kau tak bisa menjadikan apa yang kau mau. Terlebih, aku akan percaya jika kau tak terlalu berharap aku akan mengabarimu setiap saat. Percaya aku, aku baik-baik saja di sini. jangan terlalu egois dengan keinginan rindumu, dan jangan terlalu egois dengan rindumu. Aku tau kau rindu, tapi apa kau bisa mengerti sedikit dengan beberapa kerjaanku. Mengerti bahwa pekerjaanku di sini demi kamu juga.
Selamat malam...
Aku sudah melakukan rutinitas kita, menelponmu, bercerita banyak apa yang kita lakukan seharian ini, memberi pendapat apa yang akan kita lakukan esok. Tapi, aku terlalu benci dengan rutinitas kita, semu, tak berkembang dan terlalu mudah bosan. Apa kau ada ide dengan semua yang pernah kita lakukan saat berjauhan seperti ini? Ide supaya kita tak terlihat begini-begini saja? Pertemuan? Ah, kau gila, pertemuan itu memakan hati, terlalu dibohongi dengan harapan yang tak ada kepastian. Bisa saja pertemuan itu ada, apa kau tega dengan pekerjaanku di sini, kutinggalkan begitu saja. Untuk hal seperti ini kita tak perlu egois ya. Untuk menyalahkan siapa dan siapa. Akupun rindu kau, tapi pertemuan itu bukanlah hal yang mudah. Semua butuh rencana yang kita sendiri saja tidak tahu kapan? Atau mungkin kejutan, entahlah, yang pasti waktu yang akan menjawab pertemuan itu. Yang harus kita lakukan adalah bersabar, sabar.
***
Kau lihat aku di sini? Berapa banyaknya waktuku untukmu dan berapa kesibukkanku yang kupunya demi menjemput secarik waktu yang aku buat untuk masa depanku sendiri, masa depanmu juga. Tapi entahlah dikemanakan pengertianmu? Selalu mementingkan apa yang kau rasakan dan itu yang membunuhmu sendiri, mulai dari keegoisanmu yang naik-turun, ketidakpedulianmu akan apa yang ku kerjakan di sini. Aku tak pernah lelah untuk bersabar, aku tak pernah lelah untuk mempertahankanmu, aku ingin kau paham bahwa waktu yang kupunya, sedikit apapun itu akan kugunakan untuk memberi kabar untukmu.
Tulisan ini mungkin tidak ada apa-apanya dibanding apa yang aku ingin jelaskan dalam benakku, jika aku ingin jelaskan semuanya kau akan lelah membacanya, aku ingin menulis ringkas namun tepat, seperti waktu aku mendekatimu namun cinta ini tepat utukmu, seperti itu. Kita ini sedang berjauhan jangan kau anggap aku berubah dengan aku yang dulu, kau belum dewasa menyikapi rindumu, aku yang kelabakkan di sini, aku mencoba menjelaskan semuanya kalau aku tidak berubah sama sekali, aku tak menomorsekiankan kamu, dan aku tak mengkhianati. Aku menggenggammu. Tak bosan aku menjelaskan kalau aku di sini baik-baik saja, di sini dan tak main-main denganmu, perasaanmu keterlaluan menganggap kalau aku mengkhianati cintamu, perasaanmu yang menyiksamu dirimu sendriri yang pada akhirnya menyiksa kita juga, dan cinta kita.
Apa aku lelah? Tidak, setiap perjalanan cinta itu punya lika-likunya masing-masing, dan kita? Kita seperti ini, terpisahkan jarak lalu bercumbu dengan rindu yang apa adanya, kadang tersiksa kadang bahagia. Perkara jauh, aku tetap mencintaimu. tapi aku bisa menahannya, rindu ini aku alihkan dengan beberapa kesibukkanku, jujur aku memang egois dalam hal "merindukan" tapi dibanding aku tidak melakukan apa-apa, aku akan tersiksa dengan batinku sendiri karena merindukanmu, sama seperti dirimu yang tak pernah bisa mengalihkan rindumu dengan sendirinya, akhirnya kau selalu merasa kalah dan menyalahkan siapa yang tidak merindukan, iya, yang sering kau salahkan yaa aku. Kau tidak pernah belajar untuk tidak merindukan dalam arti mengalihkan rasa rindumu dengan beberapa kesibukkanmu. Tapi aku tetap bersabar mengajarkanmu arti sabar menunggu, setidaknya aku berusaha untuk tetap mempertahankanmu, dengan adanya aku di sini, t-e-r-p-i-s-a-h.
Tulisan ini mungkin tidak ada apa-apanya dibanding apa yang aku ingin jelaskan dalam benakku, jika aku ingin jelaskan semuanya kau akan lelah membacanya, aku ingin menulis ringkas namun tepat, seperti waktu aku mendekatimu namun cinta ini tepat utukmu, seperti itu. Kita ini sedang berjauhan jangan kau anggap aku berubah dengan aku yang dulu, kau belum dewasa menyikapi rindumu, aku yang kelabakkan di sini, aku mencoba menjelaskan semuanya kalau aku tidak berubah sama sekali, aku tak menomorsekiankan kamu, dan aku tak mengkhianati. Aku menggenggammu. Tak bosan aku menjelaskan kalau aku di sini baik-baik saja, di sini dan tak main-main denganmu, perasaanmu keterlaluan menganggap kalau aku mengkhianati cintamu, perasaanmu yang menyiksamu dirimu sendriri yang pada akhirnya menyiksa kita juga, dan cinta kita.
Apa aku lelah? Tidak, setiap perjalanan cinta itu punya lika-likunya masing-masing, dan kita? Kita seperti ini, terpisahkan jarak lalu bercumbu dengan rindu yang apa adanya, kadang tersiksa kadang bahagia. Perkara jauh, aku tetap mencintaimu. tapi aku bisa menahannya, rindu ini aku alihkan dengan beberapa kesibukkanku, jujur aku memang egois dalam hal "merindukan" tapi dibanding aku tidak melakukan apa-apa, aku akan tersiksa dengan batinku sendiri karena merindukanmu, sama seperti dirimu yang tak pernah bisa mengalihkan rindumu dengan sendirinya, akhirnya kau selalu merasa kalah dan menyalahkan siapa yang tidak merindukan, iya, yang sering kau salahkan yaa aku. Kau tidak pernah belajar untuk tidak merindukan dalam arti mengalihkan rasa rindumu dengan beberapa kesibukkanmu. Tapi aku tetap bersabar mengajarkanmu arti sabar menunggu, setidaknya aku berusaha untuk tetap mempertahankanmu, dengan adanya aku di sini, t-e-r-p-i-s-a-h.
Tidak ada alasan bagiku untuk lelah mengertimu, setidaknya aku sedang berusaha berjuang dan mempertahankan demi kita.
Terlepas dari semua keluhan-keluhanmu...
....
....
....
....
Buat aku jatuh cinta lagi denganmu dengan kesabaranmu....
Notes: Silahkan tinggalkan komentarnya, ya, setelah baca postingan di atas. Titik Dua Bintang.
wiiihhh emang bener banget tuh.cewek kalau lagi gak ada kesibukan disaat pacarnya lebih sibuk dari dia,jadi mempermasalahkan rindu dan hal hal sepele yang lainnya~ >.<
BalasHapusbener tuh, setuju...
HapusMinnn :'( kalo bahasa sundanya mah ini aing pisaaannn. Sabarrr. Bukankah jarak yg mengajari kita segalanya?? Dan buah dari lesabaran adalah pertemuan *mewek sejenak :'( :'(
BalasHapusbaguuus min :)
BalasHapuscobaa semua LDR berfikiran seperti itu yaa. mungkin akan menjadi seorang 'LDR' beneran dan dipersatukan ke pelaminan :D
bener banget :|
BalasHapusbikin hati lebih PLONG habis baca ini... wkwkwk
BalasHapusthanks min..
ditunggu tulisan" lainnya..
happy satnite LDR'est..
:)
terimakasih ats tulisan dimalam minggu ini min:) semua pst baik2 saja.. :)indah pd waktunya itu pasti ya, sabar..
BalasHapusngerasa enggak enak gini sama cowo gue min :-(
BalasHapusKeren banget min :)
BalasHapusdya smpet bilang kalo apa yg udah kita lakuin itu gk bermanfaat like mantengin hp seharian cuma skdar sms.an/tlp.an,, dan skrg aku ngertii....
BalasHapuscinta dewasalah yg harusnya seperti ini :)
trimakasih pencerahannya, min..
Insha Allah aku sabar, dan aku percaya dia (y) salam sukses yaaa ..
mungkin emang harus berfikir kaya gini :')
BalasHapusHiksss, tiba2 mendadak kangen.. :D
BalasHapusish ngenak kali :( :'(
BalasHapusterharu min , huuuaa hiks hiks :'(
BalasHapusSama persis -_-
BalasHapusNgedadak kangen dia , padahal hubungannya udahan :((
BalasHapusHmm sangat disayangkan sist
Hapusnetes teeeeees :'(
BalasHapusbaca ini jadi senyum2 sendiri. mungkin dulu mantanku kaya gitu kali yaa? :D
BalasHapustapi alhamdulillah skrg ak bljar dr pengalaman, dan akhirnya skrg jadi jd lebih pengertian dan lebih dewasa #mungkin :D
sama bgt kyk ceritaku min, tapi sayangnya hubunganku sama cwo.ku lg ngga baik :'(
BalasHapuspenyebabnya ya keegoisan yg naik-turun, ketidakdewasaan menyikapi rindu yg akhirnya jadi kecurigaan yg tdk mendasar yg brlanjut pada pertengkaran dan berujung pada rasa capek yg dialami cwo.ku karena sering tak dipercaya :'(
semoga hubunganku sama cwo.ku bisa kembali seperti dulu lg ya min dan cwo.ku mau mavin ak lagi,
ak janji ak bkal berubah buat dia :'(
ak sayang km RPK :')
baguss min... banget malah..
BalasHapusjadi kangen dia yang jauh di sana :')
BalasHapusya Allah... jangan buat ini sia-sia, Tuhan :')
1,5 tahun terpisah itu rasanya memang pahit. sangat pahit. tapi dia berusaha buat me-manis-kan kepahitan ini. sabar sabar sabar semua pasti indah pada waktunya :') .
BalasHapusini sesuai dengan apa yang saya jalani,semua isi dan jalannya sama semua,sabar itu susah namun jika kita bisa menahan rasa sabar itu maka akan ada sbuah kebahagiaan dibelakangnya yg jauh lebih indah dari yang pertama.
BalasHapusblog ini gue banget! :'(
BalasHapusOke, setelah baca ini aq akan mencoba buat berpikiran positif, n akan ningkatin terus rasa sabar sabar. Makasih :)
dan kisah ini mengingatkanku pada kisahku. yang sekarang kandas huaa :'(
BalasHapusTerpisahkan jarak membuat seseorang dituntut bersikap dewasa. Dengan kuatnya decak kagum dewi fortuna, pertemuan pasti ada. Walaupun waktu sedikit mengulurnya. Sebagai guru bagi kisahmu saat ini :') jadi inget falah. Jarak jakarta-makassar yang menyesakkan.
BalasHapusIni posisi cowok.ku min :(
BalasHapuskeren banget :*
BalasHapuspart 1 & 2...complete...sempurna sudah
BalasHapusseperti sedang mereplikakan hubungan aku dan kamu yang menjadi kita sampai saat ini
kondisi yang sama dengan dia disana, kondisi yang sama dengan aku disini yang sedang bersabar dan mencoba mengerti dengan segala kesibukan yang menyitanya :)
BalasHapusIya sih emang kadang suka egois, ngerasa aku doang yang kangen, ngerasa cintaku lebih besar dari dia, dan ngerasa ngerasa yang lain tanpa mikir bahwa disana dia juga melakukan usaha dan sabar yang sama... Jadi ngerasa baca curhatan dia :")
posisi wanita yang seperti itu membuat aku berubah pola pikir menjadi "lebih cuek" dari laki-laki biar mereka ngerasain rasanya "membutuhkan"
BalasHapusJadi ngerasa baca sedikit dari isi hatinya dia.. :) Ngerasa tulisan ini dari dia buat aku.. :'D Mungkin dia juga kea gitu kali ya min cuma ga dia ungkapin ajh ma akunya.. :')
BalasHapusjadi kangen yg disana, udah 3bln ga ktemu, tapi dia bilang bulan ini pasti pulang nemuin aku, do'ain ya min, LDR'es mga kali ini jadi ketemu, ga batal" lagi.. AMIN YA RABB.. :) *Lope u, miss u, need u my oscar :* *
apa dia yg disana pernah mikir kayak gini?
BalasHapuskalok iya, pasti semua kecurigaan dia bakal ilang x yaa.. :')
kereeeeeeeeeeeeeeeeen minn :)
Amazing min :(
BalasHapusMin aku punya cerita tentang LDR yang aku jalani, aku butuh nomor kontak telepon yang bisa aku hubungi Min, aku di Bandung. Emailku : siibuduh@ovi.com
BalasHapuskalau saja yg disana kayak gini...
BalasHapushuhuhu :'(
min, siapa sih yg nulis cerita ini?-__-
BalasHapusCeritanya bagus min makjleb banget :D
BalasHapusTidak ada alasan bagiku untuk lelah mengertimu, disini aku tetap berusaha berjuang dan mempertahankan demi kita.
BalasHapusaku tetap jatuh cinta denganmu dengan kesabaranmu.
Gaada kata cape buat mertahanin km bung :")
BalasHapuslike blog ini,, :)
BalasHapusLDR memang kuncinya harus SABAR,,,
Ini bener ngena banget min, baca ini langsung kayak kesadar terus kayak dia yg bisikin kalo skrg dia lg seperti itu , makasiiih min :*
BalasHapusmimin aku jadi inget pacar aku disna :) ;) mungkin itu sma seperti yang di rasakan oleh nya , :) :)
BalasHapussabaar :")
BalasHapuskeren minnnn ;( :D
BalasHapusemang harus gitu kali ya min , maafin aku ya buat yang disana :')
BalasHapusgak bisa ngomong apa2 lg. kereeeeeeen
BalasHapusjadi sedih, ngebayangin kalau doi sendiri yang nulis itu atau dia yang ngomong langsung :')
BalasHapusbut thank's yaa, tulisannya sangat menguatkan :')
Sukaaaaaa...
BalasHapusCowok tuh emang ga bisa atau ga mau mengekspresikan kangennya ke cewek.
Alhasil jadi dianggep cuek sama ceweknya..
ini mah bener-bener,... tiap baca kalimatnya bener2 buat netesin air mata,.. jadi sadar,.. selama ini egois banget sama perasaan sendiri
BalasHapuskenapa baca tulisan ini berasa diserang? mungkin ini yang dia rasakan. Terima kasih min pencerahannya, mungkin iya, aku terlalu egois atas rinduku, aku dikalahkan oleh perasaanku sendiri. Semangat para LDRers. Yakin jika semua bisa indah pada waktunya. Apalagi saat dia bilang 'tahun depan aku akan melamarmu'. Tuhan, ridhoi hubungan kami... :")
BalasHapus